Jumat, 22 Agustus 2014

berhenti datang dengan pertanyaan yang tak mendatangkan ketenangan.

pernahkah kalian melihat luka hati seseorang? bisakah kalian lihat itu? bisakah kalian mengukur seberapa dalamnya?seberapa perihnya? seberapa terlukanya dia melewati semua yang harus dia lewati sendirian?
jika tidak pernah melihatnya, jika tidak bisa melihatnya, jika tidak bisa mengukurnya, jika tidak bisa merasakannya, maka akan lebih baik dan sangat baik sekali untuk kalian tidak melibatkan diri kalian dalam pertanyaan yang di mulai dengan hanya rasa ingin tahu semata. kapan nikah? kapan nyusul? bisakah di mulai dengan pertanyaan apa kamu sehat? apa hidupmu baik-baik saja akhir-akhir ini?
hal ini akan terdengar sangat tulus daripada kalian mempertanyakan hal yang hanya akan menjadi sulit untuk orang lain menjawabnya. begitupun jika kalian di beri pertanyaan serupa, dan kalian adalah seseorang yang sedang diposisikan sebagai orang yang kalian beri pertanyaan. pikirkan dulu sebelum bertanya, apakah itu melukai meskipun terlihat hanya sekedar basa-basi tapi pertanyaan seperti itu tidak cukup nyaman bagi orang yang sedang mencoba bangkit dari keterpurukan.
sama halnya saat ada seseorang yang menyembunyikan luka di telapak kakinya karena tertusuk paku. tidak semua orang benar-benar peduli apakah itu sakit? apakah itu melelahkan berjalan dengan kaki seperti itu. tidak semua orang peduli, karena yang di pedulikan tidak lebih hanya sebatas terpuaskan rasa ingin tahunya. lalu apakah rasa ingin tahu itu bisa meringankan rasa sakit yang bercokol di kakinya? kita semua tahu jawabannya pasti tidak, maka berhentilah datang dengan pertanyaan-pertanyaan yang hanya sekedar basa-basi. berhentilah datang dengan pertamyaan yang hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu, karena kamu tidak akan tahu apakah pertanyaanmu menyakiti atau memang sengaja ditujukan untuk lebih menyakiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar